Yap ini kedua kalinya kita akan bahas Mazda 6, setelah short review sebelumnya dengan Mazda 6 warna hitam,maka kali ini reviewnya menggunakan Mazda 6 Soul Red Mica, kita akan menjelajah jalanan luas atau Ring Road dengan Mazda 6 soul Red ini. Fokus review lebih ke fun to drive aspek, silahkan liat review sebelumnya bila ingin mengenang aspek informasi. yuk mari kita simak reviewnya
Pertama yang saya lakukan adalah menghitung panjangnya mobil ini, yaaaa 4.8 M panjangnya, mobil ini pantas dibilang big sedan, dibanding mobil mimin yang imut. Hal yang paling mencolok di mobil ini adalah tampang belakang yang mirip Hyundai Sonata, tetapi Mazda 6 ini lebih berotot (baca berlekuk) dan juga lebih ceper (baca ground clearance lebih pendek). Tampak tersemat delapan sensor, empat di depan dan empat di belakang layaknya CX5 Touring.
Hal lain yang menarik adalah adanya velg 19 inchi, yang desainnya mirip dengan velg cx5
Plak, cukup bermimpi memiliki CX5 2.5 L ini Mazda 6 jadi mari kita coba, masuk. Masuk tidaklah sulit di sedan ini, ruang kaki luas cui, karena secara biasa pakai Mazda CX5, maka sudah ndak kayak orang ilang nyari tombol kunci langsung tekan start button dan the game is on, MID activ, hemm led lampu lebih redup dibanding CX5 tetapi well readable
Tarikannya cuzzzz, bahkan si CX5 2.5 L juga terlewat kalau masalah tarikan awal, asumsi saya ini karena aerodinamis yang mirip RX 8 dan bobot yang lebih ringan dibanding CX5 2.5L. Setir sama entengnya dengan CX5 2.5L, setelah di seberangin satpam yang baik. maka mobil ini mulai melaju… tetapi baru 30 meter udah lampu merah dan padat (ok saya test drive pkl 10.00 di hari kerja silahkan membayangkan padatnya). Banyaknya motor, bis, dan juga mobil lain membuat icon blind spot monitoring system nyala terus, blind spot ini tidak sekeren Ford Focus tetapi ok lah buat saya bunyi beepnya yang keren kayak ringtone poliponik. Maju pelan pelan saya melaju sembari lirik-lirik MID. MID nya lebih lengkap dan dinamis dibanding Mazda CX5, tekan Info berkali kali di setir maka akan tampil yang bikin mobil ini kayak star trek, yakni i-eloop. I-eloop ini mengisi hanya dalam jangka waktu beberapa detik dan bila sudah penuh akan diaktifkan otomatis manakala Anda melakukan aklerasi dan meningkatkan konsumsi bahan bakar lebih hemat, lebih dari 10%.
Dan mobilpun sampai pada lampu merah, menginjak rem dan mobil pun mati akibat fitur i-stop. Hal ini yang dimaksud teknik penghematan kedua setelah i-eloop. i-stop mematikan mobil pada saat Anda menahan rem atau pindah ke gigi netral dengan kondisi lebih dari tiga detik. Mesinpun mati (semati-matinya) tetapi tentu AC tetap menyala. Terbayang oleh matinya mesin tentu AC akan bekerja lebih keras dan pastinya aki akan cepat habis, benar saja tanpa perintah pada saat mesin terlalu lama mati mobil kembali menyala. Butuh setidaknya 0.5-0.75 detik untuk mobil menyala pada kondisi begini, dan masih ada sedikit gerakan kasar pada saat mesin menyala layaknya anda menyalakan mesin. Dan seperti layaknya jalanan di perkotaan kita mengantri di lampu merah dan lagi lagi di belakang truk mobil saya berhentik karena fitur i-stop akibat menekan rem lebih dari 3 detik, dan begitu rem diangkat mesin kembali merespon dengan catatan 0.37 detik.
Mazda 6 pun melewati belokan dan masuk ke Highway, di sinilah kita mencoba fitur navigasi, sayangnya fitur navigasi yang ditanamkan bukan Papago atau Igo tetapi TomTom Satnav, usut punya usut headunit Alphine ini memang di bawa langsung dari negeri sakura, berbeda dengan head unit milik mazda 2. Sedikit kecewa dengan kelengkapan peta dan tampilannya tetapi mari kita lanjutkan. di jalanan lebar ini kita akan mencoba Cruise Control, cruise control berjalan baik. Bahkan mazda mengatakan bahwa ini adaptive cruise control yang akan mengurangi kecepatan secara otomatis apabila ada kendaraan di belakang mengerem atau berjalan perlahan. Hal yang menarik lainnya tanpa harus masuk ke mode manual, Anda bisa menggunakan paddle shft di kanan kiri kemudi stir untuk memindahkan gigi ala formula one dan tentu saja itu menyenangkan ketimbang memindah dengan gear manual ala triptonic. Kakipun menginjak pedal gas, dan Mazda 6 menunjukkan taringnya yang lebih melesat dibanding si CX5 2.5L.
Mazda 6 kamipun harus memutar karena sesi testdrive sudah selesai, kita memutar dan menemukan bahwa radius putarannya kurang lebih sama dengan CX5 (skitar 5.2-5.9 meteran). Agak takut pada saat memutar dan hendak mepet trotoar untung saja smart stop berfungsi melakukan efek rem otomatis pada saat sensor mendekati dinding pembatas. Nah dalam perjalanan pulang sempat merasakan ayunan yang cukup keras pada saat mendekati jalanan berlubang, memang tidak membuat Anda merasa ini mobil Box namun rasanya tidak senyaman Accord bila duduk di belakang. Hal lain yang dilakukan adalah melihat cerminan mobil ini di mobil lain, dan saya boleh bertaruh bahwa mobil ini memang paling keren dilihat dari luar dengan daylight runningnya yang lebih baik dibanding CX5
Setelah sampai, tantangan menggunakan mazda 6 adalah mencari tempat parkir dengan panjang yang pas dan lebar yang pas, kalau lebar saya yakin banyak yang sama tapi kalau panjang tampaknya mobil ini tidak bisa diparkir di parkiran yang panjang. Buka bagasi dan ambil tas, maka bagi anda pengguna sedan pasti sadar bahwa bagasinya tidak sebesar Mazda 2 sedan tetapi tentu tidak sekecil MX5 tampaknya lebih besar sedikit dibanding Mazda 3 sedan tampaknya. Ok tampaknya sudah cukup mencoba si Mazda Atenza ini, sampai ketemu selanjutnya di review mobil lain
Clue next episode : RZ and MX